Sabtu, 22 Juni 2013

Enceng Gondok bisa jadi BBM Alternatif

BBM Alternatif Dari Enceng Gondok 

Dengan memanfaatkan tumbuhan enceng gondok yang hidup di rawa-rawa sebagai sumber daya alam hayati, seorang warga Candi, Sidoarjo melakukan trobosan dan inovasi dengan membuat bahan bakar motor. Seiring dengan rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak. Selain murah dalam pembuatannya, tanaman gulma temuanya ini juga murah terhadap lingkungan dan irit dari segi ekonomis.

Bambang Permadi, warga desa Sumo Kali kecamatan Candi, Sidoarjo, melakukan terobosan dengan membuat bahan bakar alternatif dari bahan eceng gondok. Temuannya ini bisa di manfaatkan sebagai pengganti bahan bakar bensin untuk kendaraannya.
Tanaman yang biasa tumbuh di sungai dan sering dikeluhkan oleh masyarakat karena menyebabkan tumpukkan sampah itu oleh Bambang dijadikan sesuatu hal yang bermanfaat untuk semua orang. Berbekal dari ketelitian serta pengalaman di dunia mekanik, bapak dua anak ini berhasil menemukan suatu gas bakar yang fungsinya sama seperti bensin.
Bersama empat orang yang tergabung dalam Mandiri Energi, pria yang berprofesi sebagai montir ini berpikir bagaimana caranya bisa memfungsikan tanaman eceng gondok di sungai yang sering dikeluhkan oleh warga, agar bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat sekitar. Dengan dibantu empat temanya, akhirnya Bambang bisa menemukan bioetanol dari bahan sampah enceng gondok dengan cara difermentasikan terlebih dahulu.

Adapun cara pembuatannya, pertama tanaman eceng gondok dipotong kecil lantas dijemur sampai kering. Setelah kering, tanaman gulma ini direbus hingga mendidih dan dicampur dengan jamur yang terdapat pada roti, kemudian ditiriskan. Selesai ditiriskan, rebusan enceng gondok tersebut dibumbui dengan ragi tape kemudian disimpan dalam wadah selama tujuh hari agar adonan terfermentasi menjadi bioetanol.
Setelah tujuh hari, lantas adonan direbus kembali, namun dalam rebusan kali ini uap yang keluar dari rebusan tersebut disuling hingga empat kali supaya air dan uap bioetanol murni dapat terpisah. Hasil uap inilah yang dinamakan bioetanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar motor. Perbandingannya dari sekitar 50 kilogram eceng gondok dapat dihasilkan 1 liter bioetanol murni.

Perbandingan jarak tempuh kendaraan bermotor antara menggunakan  bensin dengan bioetanol enceng gondok, hampir sama yaitu satu liter biotanol bisa menempuh jarak 50 kilometer. Bahkan, bisa lebih irit karena bioetanol ini semakin panas suhu saat penyulingan akan menghasilkan bioetanol yang bagus.
Sang penemu berkeinginan usaha kreatifnya ini ditiru oleh masyarakat supaya menghemat BBM dan juga menjaga lingkungan, karena pemakaian bahan bakar bioetanol ini tidak menghasilkan polusi yang berlebihan sehingga bisa dikatakan ramah terhadap lingkungan.

>> Sumber
>> Sumber gambar Enceng Gondok

0 komentar:

Posting Komentar